Tragedi Trisakti merupakan peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia yang terjadi pada 12 Mei 1998. Peristiwa ini tidak hanya menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti tetapi juga menjadi pemicu utama runtuhnya rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto selama 32 tahun. Tragedi ini memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia, membuka jalan bagi era reformasi.
Sebelum membahas lebih dalam tentang Tragedi Trisakti, penting untuk memahami konteks sejarah Indonesia melalui peristiwa seperti Operasi Trikora dan Perjanjian Roem-Royen. Operasi Trikora adalah konflik bersenjata antara Indonesia dan Belanda atas wilayah Papua Barat, sementara Perjanjian Roem-Royen adalah kesepakatan antara Indonesia dan Belanda yang menjadi dasar pengakuan kedaulatan Indonesia.
Tragedi Trisakti tidak terjadi dalam vakum. Peristiwa ini adalah puncak dari ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Orde Baru yang dianggap korup, otoriter, dan tidak demokratis. Mahasiswa, sebagai agen perubahan, memainkan peran kunci dalam memprotes kebijakan pemerintah, yang akhirnya berujung pada tragedi tersebut.
Dampak dari Tragedi Trisakti terhadap demokrasi di Indonesia sangat besar. Peristiwa ini tidak hanya mempercepat jatuhnya Soeharto tetapi juga memicu serangkaian reformasi politik yang membawa Indonesia menuju demokrasi yang lebih inklusif dan partisipatif. Namun, jalan menuju demokrasi penuh masih panjang dan berliku.
Dalam konteks ini, penting untuk melihat bagaimana peristiwa seperti Operasi Trikora dan Perjanjian Roem-Royen telah membentuk landasan politik dan sosial Indonesia, yang pada akhirnya mempengaruhi bagaimana negara merespon krisis seperti Tragedi Trisakti.
Demokrasi di Indonesia pasca-Tragedi Trisakti telah mengalami banyak perubahan. Meskipun masih ada tantangan, seperti korupsi dan ketidaksetaraan, Indonesia telah membuat kemajuan signifikan dalam membangun institusi demokratis dan mempromosikan hak asasi manusia.
Sebagai penutup, Tragedi Trisakti adalah pengingat akan harga yang harus dibayar untuk demokrasi dan kebebasan. Peristiwa ini, bersama dengan Operasi Trikora dan Perjanjian Roem-Royen, adalah bagian dari mosaik sejarah Indonesia yang kompleks dan berwarna-warni.